KEDUNG CINET 
Inilah sedikit gambaran tentang Kedung Cinet,
Panorama alam Kedung Cinet cukup asri. Pemandangannya indah, hutannya pun lebat mengundang selera. Air bening mengalir deras mengikis bebatuan di pinggiran sungai hingga keputih-putihan. Keanekaragaman stalaktit dan stalakmit sungguh mempesona. Lokasinya memang cukup terpencil Jauh dari keramaian kota tepatnya di Desa Pojok Klitih Kec. Plandaan Kabupaten Jombang. Tetapi tak sulit ‘dijangkau tangan’.
Panorama alam Kedung Cinet cukup asri. Pemandangannya indah, hutannya pun lebat mengundang selera. Air bening mengalir deras mengikis bebatuan di pinggiran sungai hingga keputih-putihan. Keanekaragaman stalaktit dan stalakmit sungguh mempesona. Lokasinya memang cukup terpencil Jauh dari keramaian kota tepatnya di Desa Pojok Klitih Kec. Plandaan Kabupaten Jombang. Tetapi tak sulit ‘dijangkau tangan’.
Cikal Bakal
Berdasarkan cerita penduduk sekitar, konon, dahulu kala saat Kerajaan 
Majapahit masih ‘berkuasa’, Kedung Cinet dijadikan sebagai salah satu 
lokasi MCK (mandi, cuci dan kakus) oleh para prajurit. Ketika mereka 
tengah rehat setalah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan. Bahkan 
di tempat itu pula, beberapa putri dan dayang kerajaan, turut menikmati 
sejuknya air nan bening yang mengalir cukup deras.
Karenanya, tak heran jika disana juga terdapat beberapa lokasi yang 
nyaris membentuk sket-sket tak beraturan. Konon, itu sebagai pertanda 
bahwa memang kala itu, tempat ‘bersih-bersih’ antara kaum laki-laki 
dengan perempuan dipisah-pisahkan. Bukti otentik tentang kebenarannya, 
sejauh ini memang belum ada menemukan. Namun melihat kondisi fisik 
seperti yang ada sekarang ini, tampaknya cerita tersebut tidak hanya 
sekedar bualan tak bermanfaat. Terlepas dari kapan itu terjadi dan siapa
 yang menemukannya, yang jelas dan pasti kini Kedung Cinet berada dalam 
‘incaran’ Pemda Jombang sebagai salah satu lokasi (Wana Wisata) andalan.
Untuk bisa sampai di lokasi, dari pusat Kota Kecamatan, dapat ditempuh 
dalam jarak kurang lebih 10 kilometer. Dari jembatan (Kali Brantas 
Ploso) menuju arah kiri, melintasi tepian sungai. Sekitar 4 kilometer, 
ada pertigaan. Kemudian menuju Desa Pojok Klitih. Dari sana pengunjung 
bisa memperoleh petunjuk yang jelas dari penduduk sekitar. Sebab hampir 
semua penduduk tahu. Dari Desa Pojok Klitih pengunjung bisa berjalan 
kaki bisa juga dengan kendaraan roda dua ke Kedung Cinet. Sebelum tiba 
di lokasi, terdapat pemandangan cukup menarik, yang bisa dijumpai selama
 perjalanan. Sekitar 500 meter dari Desa Pojok Klitih ada jembatan 
layang dengan ukuran panjang sekitar 50-70 meter, lebarnya sekitar 1,5 
meter. Jika tertiup angin, akan terasa seperti tengah mengudara. Dan, 
rupanya suasana seperti itu nyaris tak pernah terlupakan.
Daya Tarik
Meski lokasinya berada di tengah hutan belantara, tidak berarti ia tidak
 pernah dikunjungi orang. Buktinya, setiap harinya, terlebih hari libur 
dan Minggu, puluhan bahkan ratusan manusia -termasuk dari luar desa- 
berkumjung ke sana. Salah satu daya tariknya adalah pemandangan alam 
yang terhampar di sekitarnya. Celah bebatuan yang menjadi pembatas 
(tebing) ali ran sungai, mirip stalaktit dan stalakmit yang 
menggelantungan dan bertebaran di mulut dan dinding goa. Warnanya pun 
mengundang selera. Selain berwarna mirip batu sungai pada umumnya, 
banyak diantaranya yang berwarna dominan keputihan
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar